November 23, 2008


Apa yang akan Anda pikirkan bila seseorang menuang Vodka Martini untuk sarapan setiap hari? Tidak diragukan lagi Anda pasti yakin dia sedang berada di jalur medis berbahaya. Namun seberapa banyak pembaca yang menyadari bila segelas besar jus 'grapefruit' di pagi hari juga memiliki resiko kesehatan? Studi menunjukkan bahwa meminum segelas jus buah memiliki efek kuat pada pengobatan.

Pada 1991, Dr. David Bailey, seorang tenaga ahli di University of Western Ontario, adalah seorang ilmuwan pertama di dunia yang menemukan bahwa jus 'grapefruit' memiliki kemampuan untuk meningkatkan level obat tertentu dalam darah. Pada saat itu, kondisi tersebut hanya dipertimbangkan sebagai suatu kecurigaan akademis semata. Namun apa yang telah ditemukan oleh Dr. Bailey hanyalah puncak dari gunung es.

Kemudian ditemukan bahwa jus 'grapefruit' meningkatkan kadar cholesterol-lowering drug (CLD), obat penurun kolesterol, dalam darah seseorang, sebanyak 15 kali. Ini sama dengan seorang pasien mengonsumsi 15 kali lebih banyak dosis obat yang direkomendasikan! Hal ini meningkatkan resiko mengidap rhabdomyolysis (pemecahan jaringan otot rangka akibat kondisi defisiensi darah atau iskemik), yang menyebabkan pecahnya jaringan otot dan kemungkinan gagal ginjal. Ini adalah harga yang super besar untuk membayar penurunan kadar kolesterol dalam darah.

Dr. Bailey pada waktu itu melaporkan bahwa efek jus 'grapefruit' akan bertahan untuk beberapa jam. Dia berkata, "Sangat mungkin bila pasien mengkonsumsi CLD dan jus 'grapefruit' dalam dua atau tiga minggu, dia akan mengidap komplikasi tersebut."

Pada saat itu, saya melihat riset ini agak menakutkan, siapa yang pernah bermimpi - bahkan mimpi paling liar sekalipun akan terpikir bila meminum jus 'grapefruit' akan menghadapi bahaya?

Pabrik CLD memiliki pendapat yang sama bila jus 'grapefruit' bisa mengangkat kadar CLD dalam darah. Namun perusahaan farmasi menekankan bila para peneliti Finlandia telah menggunakan sejumlah besar jus 'grape-fruit' yang tidak terkira, di sepanjang studi-dan tak ada satu kasus rhabdomyolysis pun yang didokumentasikan pada 30 juta pasien lebih.

Namun Dr. Bailey berpendapat, "Fakta bahwa tak ada satu interaksi serius pun yang dilaporkan antara jus 'grapefruit' dan CLD ini, tidak menunjukkan bahwa hal itu tidak berhubungan. Mungkin karena memang belum dikenali karena belum mengarah kesana. "Dengan kata lain, apa yang tidak Anda cari, tidak akan Anda temukan.

Kini, 17 tahun kemudian, Dr. Bailey telah membuat penemuan lain yang mengejutkan. Baru-baru ini dia melaporkan pada pertemuan nasional American Chemical Society di Philadelphia bahwa jus grapefruit, jeruk, dan apel dapat mengurangi penyerapan obat tertentu seperti misalnya obat untuk terapi kanker, penyakit jantung, dan mereka yang pernah melakukan transplantasi organ-kondisi yang agak mengkhawatirkan jika obat ini dibutuhkan untuk kelangsungan hidup Anda.

Untuk menentukan efek ini, Dr. Bailey dan koleganya memberikan obat anti alergi (antihistamine) ke para sukarelawan yang sehat. Beberapa sukarelawan diberikan jus 'grapefruit' bersama dengan obat antihistamine tersebut. Sedangkan yang lain diberikan segelas air yang berisi narigin, bahan yang membuat 'grapefruit' terasa pahit, dan kelompok yang terakhir hanya diberikan air putih.

Mereka menemukan bahwa hanya setengah obat antihistamine yang dapat diserap ketika jus 'grapefruit' diminum. Jadi menikmati jus 'grapefruit' di pagi hari dapat meningkatkan maupun menurunkan level dalam darah tergantung pada obat yang diresepkan. Jus jeruk dan apel tidak memiliki karakteristik metabolisme yang sama dengan jus 'grapefruit', namun mereka tetap mempengaruhi penyerapan atas pengobatan.

Dr. Bailey mengakui bahwa sari buah dapat mempengaruhi tubuh selama empat jam, dan pasien perlu mempertimbangkan interval waktu tersebut ketika meminum obat. Sejauh ini para peneliti di University of Western Ontario telah mengenali beberapa antibiotik yang dipengaruhi oleh sari buah seperti levofloxacin, ciprofloxacin dan itraconazole, dan betablockers (obat yang digunakan untuk berbagai indikasi , tetapi khususnya untuk mengatur arhythmias, [ritme detak jantung yang abnormal] jantung, perlidungan terhadap jantung setelah terjadi serangan jantung, dan hipertensi) seperti resep atenolol dan cellprolol untuk pengobatan hipertensi.

Dr. Bailey menyatakan, banyak penelitian yang seharusnya dilakukan untuk menentukan seberapa banyak obat yang dipengaruhi oleh grapefruit dan jus yang lain. Sementara itu, nampaknya bijaksana bila pasien perlu menjaga supaya jus tidak dikonsumsi bersamaan dengan pengobatan mereka.

Maka dengan berlalunya tahun, hidup menjadi lebih rumit. Saat ini konsumen medis seharusnya memperhatikan tidak hanya reaksi buruk antar-obat, namun juga bagaimana obat tersebut bereaksi terhadap segelas jus pagi mereka.

Tidak ada komentar: